Rabu, 08 Juli 2015

Sebelum Tua Menggerogoti Usiaku


Carilah tempat dimana kau bisa bersembunyi dari pandanganNya
Jika kau menemukannya, ajaklah aku ke tempat tersebut.
Karena aku ingin menuai dosa sebelum datangnya masa tua
Karena aku ingin mencicipi neraka lebih dulu,
sedikit saja,
sebelum ku jamahi surga.
Karena bersamamu,
aku ingin merasakan kebebasan cinta.




Lokasi: Desa Penglipuran, Bangli, Bali.
Di ambil pada tanggal: 28 Juni 2015
Pukul: 11:45 WITA
di siang hari aku mencari ketenangan yang bersifat sementara.
terima kasih, Tuhan,
Kau masih memberiku nyawa dan kesempatan untuk menikmati alamMu yang Maha Indah.
Sonia Purbawati (Sonia Putri Purbawati)

Selasa, 16 Juni 2015

Tanpa Alasan



Aku mencintaimu tanpa alasan
Karena mencintai dengan alasan hanya akan berujung pada membandingkan
Aku mencintaimu tanpa alasan
Karena mencintaimu, aku sama sekali tidak mengenal alasan
apapun itu
Aku sama sekali tidak membutuhkan suatu alasan untuk mencintaimu
Karena cukuplah kamu sebagai alasanku
bertahan mencintaimu sedalam ini.





Hari keenam belas, bulan Juni, 2015.
Hari-hari yang berjalan biasa saja.
Musik, cerita, imajinasi, menulis, persahabatan,
menambah hubungan pertemanan baru dengan mahasiswa/i luar negeri,
dan sepotong Banana Cake beserta segelas susu hangat Banana Vanilla
sebagai pembuka hangat favoritku di tiap pagi.
Semuanya masih berjalan pada porosnya.
Terasa datar, namun aku begitu menyukainya.
Sonia Purbawati (Sonia Putri Purbawati)

Kamis, 11 Juni 2015

Maukah Kau?


Maukah kau menemaniku mendaki hingga puncak Mahameru?
Sekadar melupakan apa yang kita risaukan selama ini
Tentang sebuah tanya dalam hidup yang tidak pernah kita tahu
Tentang masa depan yang masih anggun mengambang dalam pandangan kita
Tentang hati yang terbolak-balik
Tentang air mata yang jatuh kelelahan
Tentang ketabahan hati atas segala-galanya
Dalam gigih,
dalam tabah,
dan cinta
Kita mendaki hingga puncak
Bersama.

Memasuki pertengahan Juni, 2015
Pukul 10:20 WITA
Hanya ada aku dan Ibu untuk 4 hari ini.
Sonia Purbawati (Sonia Putri Purbawati)
 

Sabtu, 28 Maret 2015

Subagio Sastrowardoyo – Senja



Aku tak tahan melihat senja
Ku tutup daun pintu supaya tak tembus sinarnya
Saat paling baik adalah berada
di kapal terbang menuju ke timur
atau sedang tertidur
di kereta api sehingga senja lekas terlewati

Senja mengingatkan aku kepada
Perpisahan yang diulur-ulur
dan kepada keraguan antara
kehadiran dan kemusnahan
mengapa tidak sekaligus mati
sehingga orang tak sempat
meneteskan air mata
aku terus menghindari senja 
senja yang membawa sedih selalu

Tanyaku Pada Semesta



 
Bolehkah aku bertanya pada Matahari?
 Mengapa ia begitu betah sendiri?
Bolehkah aku bertanya pada Bintang?
Mengapa ia begitu setia bersanding bersama Bulan?
Kita seperti mereka, ya?
Hanya saja akulah Matahari dan kaulah Bulan itu.
Seerat apapun harapan kita memohon pada semesta,
Memohon hujan sebagai tanda cinta kita yang lega
Kita tidak akan pernah bisa bersanding bersama

Sebuah karya sederhana dengan sebatang pena yang didapat dari seorang wisatawan asing beberapa tahun silam.
Denpasar, hari kedua puluh delapan - bulan ketiga - 2015.
 
Sonia Purbawati (Sonia Putri Purbawati)

Jumat, 27 Maret 2015

Kahlil Gibran - Lagu Ombak




Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi padanya dengan cepat
Lalu berpisah dengan berat hati.
Membisikkan selamat tinggal berulang kali.

Aku segera bergerak diam-diam
Dari balik kebiruan cakrawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah.

Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora di dada.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta
di telinganya, dan dia memelukku penuh damba

Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan

Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa

Seribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut kekuatanku.
Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa,
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa.